BAKAU MANGUNHARJO JADI RUJUKAN BANGSA LAIN
Sunday, 24 April 2011
SEMARANG – Ratusan mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menanam sebanyak 5.000 bibit tamanan bakau (mangrove) di pantai Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu,Kota Semarang kemarin.
Penanaman ribuan pohon bakau ini diikuti sejumlah sivitas akademika dan aktivis lingkungan. Rektor Undip Sudarto P.Hadi mengatakan,penanaman pohon bakau ini diharapkan bisa menjadi penangkal gelombang air laut agar tidak terusterjadi abrasi. Sebab, abrasi di kawasan Pantai Mangunharjo makin parah dan sudah berlangsung lama sejak 1999.
”Pasca abrasi, saya sendiri selalu mengawal perkembangan hutan mangrove di Mangunharjo ini agar bisa pulih kembali,”ujarnya kemarin. Dengan begitu, kata dia, masyarakat Mangunharjo bisa kembali menjadi petani tambak ikan.Hingga kini, sudah ada 1,3 juta pohon bakau yang tumbuh dan menjadi pelindung kawasan tersebut.”Fungsi dari mangrove sendiri memang salah satunya untuk penangkal gelombang,”jelasnya. Menurut dia, keberhasilan penanaman bakau di Mangunharjo menjadi rujukan negera negara lain untuk belajar cara menanam dan membudi dayakan bakau. ”Banyak mahasiswa maupun organisasi peduli lingkungan yang belajar pada masyarakat sini. Seperti dari Jerman, Perancis, Hongkong dan beberapa negara lain. Masyarakat Mangunharjo sendiri juga sangat antusias dalam menanam mangrove,” papar Sudarto.
Sunday, 24 April 2011
SEMARANG – Ratusan mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menanam sebanyak 5.000 bibit tamanan bakau (mangrove) di pantai Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu,Kota Semarang kemarin.
Penanaman ribuan pohon bakau ini diikuti sejumlah sivitas akademika dan aktivis lingkungan. Rektor Undip Sudarto P.Hadi mengatakan,penanaman pohon bakau ini diharapkan bisa menjadi penangkal gelombang air laut agar tidak terusterjadi abrasi. Sebab, abrasi di kawasan Pantai Mangunharjo makin parah dan sudah berlangsung lama sejak 1999.
”Pasca abrasi, saya sendiri selalu mengawal perkembangan hutan mangrove di Mangunharjo ini agar bisa pulih kembali,”ujarnya kemarin. Dengan begitu, kata dia, masyarakat Mangunharjo bisa kembali menjadi petani tambak ikan.Hingga kini, sudah ada 1,3 juta pohon bakau yang tumbuh dan menjadi pelindung kawasan tersebut.”Fungsi dari mangrove sendiri memang salah satunya untuk penangkal gelombang,”jelasnya. Menurut dia, keberhasilan penanaman bakau di Mangunharjo menjadi rujukan negera negara lain untuk belajar cara menanam dan membudi dayakan bakau. ”Banyak mahasiswa maupun organisasi peduli lingkungan yang belajar pada masyarakat sini. Seperti dari Jerman, Perancis, Hongkong dan beberapa negara lain. Masyarakat Mangunharjo sendiri juga sangat antusias dalam menanam mangrove,” papar Sudarto.
Kegiatan pananaman itu juga diikuti sejumlah tokoh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) peduli lingkungan Biota Foundation, masyarakat Mangunharjo dan 40 anggota Kodim 0733 Kota Semarang. Ketua LSM Biota Foundation, Abdul Aziz menyatakan, upaya yang telah dilakukan untuk membendung abrasi di antaranya dengan pembangunan sabuk pantai dan hutan mangrove masih kurang banyak. ”Sejauh ini yang berhasil ditanami bakau baru sekitar 12 hektare dari total luas tambak warga sekitar 95-an hektare,”bebernya. Kendala utama dalam penanaman bakau, lanjut dia, karena belum adanya sabuk pantai berupa pembangunan beton. ”Saya berharap, Pemerintah Kota Semarang ikut berpartisipasi untuk penanaman maupun pengadaan sabuk pantai untuk wilayah Mangunharjo sini,”tandasnya. _amin fauzi
Harian Seputar Indonesia, Sumber Referensi Terpercaya
http://
http://